Zuhudnya Khalifah Umar Bin Abdul Azis
.
Alkisah pada suatu hari Khalifah Umar Bin Abdul Azis ra disediakan makanan oleh istrinya yang berbeda dari biasanya. Saat itu ada sepotong roti yang masih hangat, harum dan wangi. Tampak roti itu begitu lezatnya hingga membangkitkan selera.
Sang khalifah merasa heran dan bertanya pada istrinya,
"Wahai istriku dari mana kau memperoleh roti yang harum dan tampak lezat ini?"
Istrinya menjawab, "Ooh itu buatanku sendiri wahai Amirul Mukminin, aku sengaja membuatkan ini hanya untuk menyenangkan hatimu yang setiap hari sibuk dengan urusan negara dan umat."
"Berapa uang yang kamu perlukan untuk membuat roti seperti ini?" tanya Khalifah.
"Hanya tiga setengah Dirham saja, kenapa memangnya?" jawab sang istri.
"Aku perlu tahu asal usul makanan dan minuman yang akan masuk ke dalam perutku ini, agar aku bisa mempertanggungjawabkannya di hadapan الله SWT. nanti," jawab khalifah, dan dilanjutkan pertanyaan lagi, "Lalu uang yang 3,5 Dirham itu kau dapatkan dari mana?"
"Uang itu saya dapatkan dari menyisihkan setengah Dirham tiap hari dari uang belanja harian rumah tangga yang selalu kau berikan kepadaku, jadi dalam seminggu terkumpullah 3,5 Dirham dan itu cukup untuk membuat roti seperti ini yang halalan toyyiban." jawab istrinya.
"Baiklah kalo begitu. Saya percaya bahwa asal usul roti ini halal dan bersih," kata Khalifah yang lalu menambahkan, "Berarti kebutuhan biaya harian rumah tangga kita harus dikurangi setengah Dirham, agar tak mendapat kelebihan yang membuat kita mampu memakan roti yang lezat atas tanggungan umat."
Kemudian Khalifah memanggil Bendahara Baitul Maal (Kas Negara) dan meminta agar uang belanja harian untuk rumah tangga Khalifah dikurangi setengah Dirham.
Khalifah berkata kepada istrinya, "Saya akan berusaha mengganti harga roti ini agar hati dan perut saya tenang dari gangguan perasaan, karena telah memakan harta umat demi kepentingan pribadi."
سُبْحَانَ اللّه
Petikan cerita di atas daku sadur dari buku "Think Dinar!" nya mas Endy J Kurniawan, yang diterbitkan oleh penerbit Asma Nadia, halaman 13-14.
Alkisah pada suatu hari Khalifah Umar Bin Abdul Azis ra disediakan makanan oleh istrinya yang berbeda dari biasanya. Saat itu ada sepotong roti yang masih hangat, harum dan wangi. Tampak roti itu begitu lezatnya hingga membangkitkan selera.
Sang khalifah merasa heran dan bertanya pada istrinya,
"Wahai istriku dari mana kau memperoleh roti yang harum dan tampak lezat ini?"
Istrinya menjawab, "Ooh itu buatanku sendiri wahai Amirul Mukminin, aku sengaja membuatkan ini hanya untuk menyenangkan hatimu yang setiap hari sibuk dengan urusan negara dan umat."
"Berapa uang yang kamu perlukan untuk membuat roti seperti ini?" tanya Khalifah.
"Hanya tiga setengah Dirham saja, kenapa memangnya?" jawab sang istri.
"Aku perlu tahu asal usul makanan dan minuman yang akan masuk ke dalam perutku ini, agar aku bisa mempertanggungjawabkannya di hadapan الله SWT. nanti," jawab khalifah, dan dilanjutkan pertanyaan lagi, "Lalu uang yang 3,5 Dirham itu kau dapatkan dari mana?"
"Uang itu saya dapatkan dari menyisihkan setengah Dirham tiap hari dari uang belanja harian rumah tangga yang selalu kau berikan kepadaku, jadi dalam seminggu terkumpullah 3,5 Dirham dan itu cukup untuk membuat roti seperti ini yang halalan toyyiban." jawab istrinya.
"Baiklah kalo begitu. Saya percaya bahwa asal usul roti ini halal dan bersih," kata Khalifah yang lalu menambahkan, "Berarti kebutuhan biaya harian rumah tangga kita harus dikurangi setengah Dirham, agar tak mendapat kelebihan yang membuat kita mampu memakan roti yang lezat atas tanggungan umat."
Kemudian Khalifah memanggil Bendahara Baitul Maal (Kas Negara) dan meminta agar uang belanja harian untuk rumah tangga Khalifah dikurangi setengah Dirham.
Khalifah berkata kepada istrinya, "Saya akan berusaha mengganti harga roti ini agar hati dan perut saya tenang dari gangguan perasaan, karena telah memakan harta umat demi kepentingan pribadi."
سُبْحَانَ اللّه
Petikan cerita di atas daku sadur dari buku "Think Dinar!" nya mas Endy J Kurniawan, yang diterbitkan oleh penerbit Asma Nadia, halaman 13-14.
om, nak nanyo,badge wong kito yang itu biso diamek dimano? kok aku dapet yang panti ye? *nunjuk yang di blog
ReplyDeletesubhanalloh
ReplyDeleteCerita Bagus
ReplyDeletejadi pengen beli bukunya kak :)
@lia : done, maaf lama :D
ReplyDelete@BP : Subhanallah :)
@Rieza HS : harus, kudu, mesti mumpung masih muda. Disegerakan! must read book :)
Subhanallah bgt khalifah ini. Kalo suamiku mah kalo laper langsung makan aja :D mah kalo laper langsung makan aja :D
ReplyDeleteDakupun juga gitu kok :D
ReplyDeleteSemoga ini bisa menjadi rujukan kita untuk memperbaiki diri :)
ReplyDeleteAmin.. :)
ReplyDeletemkch infonya mantaf,, mebel furniture jepara,, www.jeparadisemebeland.com salam kenal..
ReplyDeleteterimakasih untuk infonya
ReplyDeleteinfonya sangat menarik
ReplyDelete