Just Sharing

First of all maaf bagi yang sudah berkunjung ke blog ini (kalo ada sih) baru kali ini mood saya untuk ngupdate muncul. Ini dikarenakan prioritas utama saya saja tidak ada progress, apalagi buat update blog ini, kadang gak kepikiran campur males jg dikit sih, hehehe…

Pada kesempatan kali ini izinkan saya (halaaaahhh) bercerita tentang kejadian semalam, msh fresh loh, fresh from the oven (fresh atau hot yaaa?), kekeke, passed it lah…!!!

Berkaitan dengan kewajiban umat muslim di penghujung Ramadhan ini yaitu membayar zakat fitrah, beberapa hari sebelumnya saya sempat sharing tentang zakat sama mbak ini.

Nah untuk mencari second opinion tentang zakat maka timbul lah niat untuk sekedar lagi2 sharing sama seseorang yang mengerti juga tentang bagaimana zakat itu. Maka terpilihlah Wak Suamim (selanjutnya saya sebut beliau) untuk saya tanya2i opininya tentang zakat. Beliau ini kalau sudah diajak bercerita bisa tahan berjam-jam, dan memang inilah yang terjadi, saya keluar rumah jam 10 balik lagi udah hampir jam 12 aja pas ngelirik jam dinding (fiuhhh). Penjelasannya sih simple2, masih bisa diserap dengan baik, tapi satu, kadang ngelebar-ngelebar dari topiknya itu loh yg buat lama. Yah secara beliau memang hobi bercerita saya sih so far so good (mikirnya sih gini, gak papalah jarang2 juga jd gak ngebosenin). Bayangin deh gimana lebarnya inti topik yang awalnya cuma tentang zakat bisa sampe bahas negara. Gini nih kl gak salah jalur urutan pelebaran topiknya : zakat  Al-Qur’an dan Hadits  masjid  individu/person  beberapa perkumpulan  sistem pemerintahan  negara (alurnya saya urutin, aslinya mah kacau balau alias bolak-balik). Tapi saya akui emang kenyataan di omongan beliau ini banyak benarnya loh, banyak filosofi2 Islam diungkap yang kenyataannya sudah banyak terjadi di masyarakat kita sekarang ini. Pemikiran standar yang bersumber dengan tepat (Al-Qur’an red) kalo bisa saya bilang; (alangkah indah hidup ini bila semua orang termasuk saya sih harusnya bisa melakukan hal serupa). Karena malam mulai semakin larut (saat itu sih sama sekali gak nyadar sudah jam brp) niat sih pengen mundur teratur alias secara perlahan menunjukkan niat mo pulang, tp sebelum itu ada kisah lucu, bisa dibilang unik malah yang beliau ceritakan kepada saya (mungkin sebagian pembaca sudah ada yang tau dengan kisah ini) untuk singkatnya saya ceritain ulang deh, tentu saja dengan cara bertutur saya sendiri yah.


Alkisah (cieee) tersebutlah kisah si Abunawas (sudah pada tau kan siapa dia ini???), untuk kesekian kalinya akan “diuji” oleh Khalifah Harun Al-Rasyid (bener gak yaa? Kl salah ya maap aja, pokoknya khalifah gt deh). Kali ini ujian itu berupa rumah abunawas yang dihancurkan, dengan alasan dibawah rumahnya itu ada harta terpendam yang diklaim merupakan harta hak milik negara. Maka dihancurkanlah rumah si Abunawas tersebut oleh orang2 suruhan sang khalifah. Setelah rumahnya hancur lebur dan porak poranda si Abunawas hilang selera makannya, sampai2 makanan yang disajikan sang istri tak disentuhnya sama sekali hingga banyak lalat yang mengerumuni makan itu. Namun disinilah letak keajaiban Si Abunawas, dari makanan yang tak disentuhnya itu muncul ide bagaimana membalas perbuatan khlaifah yang semena-mena itu. Singkat cerita berangkatlah ia ke rumah sang khalifah, setiba disana ia mengadu pada sang khalifah banyak sekali lalat di rumahnya dan Si Abunawas memohon ijin untuk membunuh lalat2 tersebut, khalifah tentu saja mempersilakannya tanpa curiga sama sekali (mungkin dia berpikir apa hubungannya membunuh lalat dengan perbuatannya pada si Abunawas, eee blm tau diaa??). Namun sebelum itu Abunawas meminta SK (Surat Keputusan) dengan tanda tangan sang khalifah agar ia diperbolehkan membunuh lalat2 itu dengan cara apapun juga, mungkin maksudnya agar apa yang ia perbuat memiliki kekuatan hukum. Diberilah ia SK tersebut. Si Abunawas pulang ke rumahnya kemudian mengambil sepotong kayu besar dan menangkap seekor lalat. Tak lama kemudian ia kembali lagi ke rumah sang khalifah, dilepasnya seekor lalat itu di rumah sang khalifah, lalu secara membabi buta dipukulkannya lah kayu itu ke setiap bagian rumah sang khalifah dengan sekeras-kerasnya. Sang khalifah tentu saja heran, “Apa sudah gila wahai engkau Abunawas???” bertanya ia. Si Abunawas menjawab : “Belum paduka, hamba hanya sedang berusaha membunuh seekor lalat yang ada disini, ini SK dari paduka kan ada.”. Sang paduka tak dapat mengelak lagi, lalu berkata “Baik2 kubatalkan SK itu dan akan kuperbaiki rumahmu segera..”.
*Inti cerita diatas, lagi2 sang khalifah kalah dengan kecerdikan seorang Abunawas yang dengan sedemikian rupa dapat membalas perlakuan semena-mena sang khlifah kepadanya”

(Nguap gedeee…..) ngantuk euy. Sampai disini dulu cerita saya. CU in the next story (kalau ada sih, hehehe…).

PS : Oia ada yang ketinggalan tak lama setelah kisah Abunawas selesai saya undur diri dulu dan mohon pamit pada beliau (kalau2 ada yg lupa beliau = Wak Suamim) make alasan klasik, “sdh malem wak..”. Sampe rumah ya ngetik cerita ini dan rencana ntn PB di pending dulu, enakan tidur toh???


Comments

Popular Posts